RSS

Wanita

Wanita dalam Islam

Wanita dalam IslamUmar bin Khathab pernah berkata, “Pada masa jahiliyah, wanita itu tak ada harganya bagi kami. Sampai akhirnya Islam datang dan menyatakan bahwa wanita itu sederajat dengan laki-laki.”Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri tiga kali quru’. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Baqarah: 22 8)

Persamaan yang dimaksudkan oleh Islam ini meliputi segala aspek, termasuk masalah hak dan kewajiban. Hal ini sangat dipahami oleh para wanita Islam dan oleh karenanya mereka pegang ajaran Islam dengan sangat kuat. Khadijah, Umu Habibah, Ummu Salamah dan Nusaibah binti Ka’ab adalah sebagian contoh dari para wanita tersebut.

Adapun peran wanita dalam rumah tangga tak kalah besarnya. Rasulullah mengatakan bahwa wanita adalah juga pemimpin di rumah dan ia akan dimintakan pertanggungjawaban atas perannya tersebut. Dalam sejarah para muslimah telah memainkan perannya dalam berbagai bidang; di medan jihad, di masjid dan juga di rumah. Namun dengan tetap menjaga akhlaq dan adab Islami. Ini dilakukan dengan tetap menjaga perannya yang utama yaitu mendidik anak, menjaga keluarga yang dibangun atas mawaddah dan rahmah, juga tetap menciptakan suasana tenang dan damai dalam rumah tangga.

Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan sampai waktu. (Q.S. An-Nahl: 80)

Usaha Pembaratan

Manakala umat Islam tidak komitmen dengan agamanya, maka kondisi wanita juga akan terpuruk sebagaimana terpuruknya kondisi para lelaki. Jika kondisinya demikian, maka Barat yang ternyata lebih unggul dari kita akan kembali bersemangat untuk kembali menjajah dan merampas kekayaan kita. Perang pemikiran yang mereka lakukan adalah pembuka atas perang militer yang akan mereka lakukan. Hal ini telah terbukti dan berhasil mereka lakukan.

Bahkan ketika perang militer yang mereka lakukan menemukan kegagalan, maka pengaruh pemikiran mereka tetap bercokol, terutama di otak-otak pemikir dan cendekiawan kita. Salah seorang dari mereka pernah berkata, “Semakin dalam aku mengenal Eropa, maka semakin bertambah rasa cintaku padanya. Aku merasa bagian darinya. Dialah ideologiku yang aku perjuangkan sepanjang hidupku. Aku tak percaya Timur dan aku lebih percaya pada Barat.” (Salamah Musa ; Buku Kemarin dan Hari ini)

Ada lagi seorang dari mereka berkata, “Jalan menuju kebangkitan sudah sangat jelas, yaitu dengan cara kita menempuh jalan yang telah ditempuh bangsa Eropa. Lalu, agar kita dapat berubah seperti mereka, maka segala apa yang ada pada mereka harus kita ambil. Pahit, manis, kebaikan, keburukan dan termasuk hal-hal yang disukai juga yang dibenci (Toha Husein, masa depan pengetahuan di Mesir)

Wanita Eropa

Gerakan pembebasan wanita -sesuai dengan ediologi Barat- merupakan pintu masuk bagi pemikiran-pemikiran asing itu ke negeri kita. Belakangan, gerakan ini terasa sangat gencar dilakukan. Terutama saat isu globalisasi meruak. Juga pada saat Amerika dan Zionis berkuasa atas dunia ini tanpa ada yang mampu menyainginya.

Mereka memaksakan pemikiran ini pada bangsa-bangsa muslim. Berbagai cara mereka tempuh agar tujuan tercapai. Lembaga semisal PBB dipakai sebagai alat guna terwujudnya segala target-target mereka. Diselengarakanlah KTT-KTT yang mengangkat isu seputar masalah wanita.

Lalu keluarlah berbagai keputusan dan kesepakatan yang sesuai dengan keinginan mereka. Pada akhirnya berbagai keputusan ini dipaksakan agar diterima oleh semua anggota PBB dengan pengawasan ketat yang mereka lakukan. Selanjutnya, hal-hal ini menjadi senjata-senjata untuk menekan pemerintahan yang ada untuk mau merubah UU dan berbagai peraturan yang sesuai dengan keputusan-keputusan KTT tadi.

Hancurnya Keluarga

Masalah selanjutnya bukan lagi hanya seputar masalah wanita dan hak-hak mereka saja. Akan tetapi, menjadi meluas dan melebar meliputi bagaimana membangun rumah tangga seperti cara dan gaya yang sesuai dengan peradaban Barat. Berkembanglah pemikiran bahwa membina rumah tangga tak perlu lagi memperhatikan aturan dan nilai-nilai. Peran “ibu” tak lagi menjadi tugas wanita saja. Peranan itu sebenarnya adalah tanggung jawab masyarakat. Bahkan, peran itu dapat dilakukan oleh wanita dan laki-laki.

Sebenarnya, di Eropa pemikiran dan ideologi ini melahirkan banyak permasalahan. Sebagai contoh di Perancis tercatat 53 % anak-anak yang lahir tak memiliki bapak yang jelas. Di banyak negara Eropa semakin berkembang trend enggan mempunyai anak bahkan enggan untuk menikah. Hubungan laki-laki dan wanita sekadar hubungan seks bebas tanpa ada ikatan, tak ada aturan yang mengikat. Dan selanjutnya mereka menuntut agar dilegalkannya aborsi sebagai dampak langsung dari merebaknya budaya seks bebas.

Hal ini juga berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas dengan sangat tajam. Pada tahun 1998 tingkat kriminalitas di Amerika mencapai angka yang sangat fantastis. Tindakan perkosaan terjadi setiap 6 menit, penembakan terjadi setiap 41 detik, pembunuhan setiap 31 menit. Dana yang dikeluarkan untuk menanggulangi tindakan kejahatan saat itu mencapai 700 juta dolar per tahun (angka ini belum termasuk kejahatan Narkoba). Angka ini sama dengan pemasukan tahunan (income) 120 negara dunia ketiga.

Kejahatan atas wanita

Merebaknya kejahatan memberikan bahaya tersendiri buat para wanita di Eropa. Hingga PBB pada 17 Desember 1999 mengeluarkan keputusan bahwa tanggal 25 November merupakan hari anti kekerasan pada wanita.

Anehnya, para musuh Islam langsung saja menjadikan hal ini sebagai celah untuk menyerang Islam. Mereka mengatakan bahwa dalam Islam, wanita diperlakukan dengan amat kejam karena wanita boleh dipukul pada saat melakukan pembangkangan pada suami setelah segala cara telah ditempuh.

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Q.S. An Nisa: 34)

Kita akui bahwa banyak para suami yang salah dalam menerapkan ayat di atas. Hal ini lahir karena lemahnya komitmen mereka pada Islam ditambah dengan kebodohan dalam memahami konsep Islam. Diperparah lagi dengan sikap wanita yang sudah sangat melampaui batas sehingga emosi sang suami tak tertahankan lagi. Bahkan keduanya dalam posisi tertekan karena sistem yang ada dan berlaku adalah sistem thagut sehingga kerusakan terjadi di mana-mana. Sebenarnya dalam konsep Islam terdapat solusi bagi permasalahan ini.

Ada banyak fakta dan data yang seharusnya diperhatikan oleh mereka yang terbuai dengan Barat. Di Eropa dan Amerika pada setiap 15 detik terjadi kekerasan atas wanita. Belum lagi jika ditambah dengan aksi pemerkosaan setiap harinya. Sehingga Amerika tercatat sebagai negara tertinggi dalam hal kekerasan terhadap wanita. Menurut catatan UNICEF, 30% kekerasan pada wanita terjadi di Amerika dan 20% di Inggris.

Belum lagi kejahatan perbudakan yang terjadi di Amerika, CNN pernah menyiarkan laporan bahwa pada tahun 2002 jutaan anak-anak dan wanita dijual belikan di Amerika setiap tahunnya. Lebih dari 120 ribu wanita berasal dari Eropa Timur dan beberapa negara miskin lainnya dikirim ke Eropa untuk dipekerjakan sebagai budak seks. Lalu lebih dari 15 ribu wanita yang mayoritas berasal dari Meksiko dijual ke Amerika untuk dipekerjakan di komplek-komplek pelacuran.

Bisnis haram ini bahkan merenggut kemerdekaan anak-anak di dunia, hingga Sidang Umum PBB pada pertemuan yang ke 54 mengeluarkan keputusan pada 25 Mei 2000 tentang hak anak. Sebuah keputusan yang mendesak agar dilakukan pencegahan agar tak lagi terjadi jual beli anak apalagi kemudian dipekerjakan sebagai budak seks seperti yang terdapat pada jaringan internet.

Konsep perlindungan anak dalam Islam

Memperhatikan apa yang terjadi di Barat, seharusnya membuat kita berfikir panjang jika ingin menempuh jalan yang telah ditempuh oleh Barat.

Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. (Q.S. An-Nisa: 27-2 8)

Mari kita berpegang teguh pada petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Pandangan kita atas masalah ini adalah berlandaskan pada konsep agama kita yang hanif.

Diharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan yang disembelih untuk berhala. Dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Maidah: 3)

Kita tahu bahwa wanita mendapatkan berbagai tekanan termasuk dirampasnya hak-hak mereka yang telah diberikan oleh Islam. Namun, jika kita berbicara mengenai problem ini, tentunya tak dapat dipisahkan dengan beberapa problematika lain yang ada.

Krisis pada hal ini tak dapat dilepaskan dari krisis besar yang dihadapi umat Islam. Sesungguhnya pemikiran akan adanya konflik antara laki-laki dan wanita adalah sebuah hal aneh dan tak akan ditemui dalam konsep Islam. Ini adalah produk impor dari masyarakat barat yang memang senang membuat konflik dan pertentangan dalam berbagai hal. Mereka melakukan penentangan pada agama, alam, juga atas segala hal.

Kita bahkan yakin bahwa problem yang dihadapi oleh wanita muslimah juga merupakan dampak dari apa yang terjadi di Barat. Baratlah penyebab dari segala hal yang terjadi di Palestina, mereka yang mendukung Israel dengan segala dukungan; materi dan persenjataan.

Dalam penjara Israel terdapat lebih dari delapan ribu tawanan. Mereka meninggalkan para istri, ibu dan anak-anak perempuan, bahkan di antara mereka terdapat sekitar 100 tawanan wanita. Mengapa Barat diam saja atas semua ini.

Di Palestina terdapat lebih dari 250 wanita yang telah menemui syahidnya, belum lagi para wanita yang menderita luka-luka pasca intifadhah.

Bukankah mereka juga punya hak yang harus dibela. Mengapa media Barat diam seribu bahasa atas hal ini, sementara mereka melakukan berbagai usaha dan upaya pada saat satu atau dua orang wartawati mereka tertawan di Irak atau di wilayah konflik lainnya.

Adapun tentang wanita di Irak, cukuplah bagi kita apa yang disampaikan oleh organisasi dunia pada 22 Februari 2005 yang mengatakan bahwa kondisi wanita Irak tak jauh berbeda dengan kondisi manakala mereka berada di bawah pemerintahan Sadam Husein.

Hal ini menjelaskan bahwa kemerdekaan dan kebebasan wanita seperti yang di gembar-gemborkan Amerika sama sekali tak menyentuh mereka. Bahkan kondisi mereka di bawah penjajahan Amerika jauh lebih buruk lagi. Mereka menerima perlakuan kasar, dianiaya, dilecehkan bahkan diperkosa.

Rasanya kita tak perlu lagi menceritakan apa yang dialami oleh para muslimah di Bosnia. Bagaimana mereka diperkosa dan disiksa oleh tentara Serbia Eropa di hadapan para tentara PBB, juga di hadapan dunia internasional.

Namun, meski dalam kondisi demikian, wanita muslimah akan tetap tegar. Melalui merekalah lahir para pejuang, para syuhada, juga para mujahidin. Wallahu A’lam.

Dr. Muhammad Mahdi Akif

Kisah Rumahtangga Para Salafus Soleh

“Apabila suamiku pergi mencari kayu bakar, aku merasakan betapa beratnya ia mencari nafkah. Aku merasakan betapa hausnya dia di pergunungan. Untuk itu setiap kali ia pulang, aku selalu menyediakan air dingin yang boleh terus diminumnya. Aku menyusun dan mengatur rumah serapi mungkin. Aku menyediakan makanan untuknya. Aku memakai pakaian terbaik yang aku miliki untuk menyambut kepulangannya. Di saat ia masuk ke rumah, aku menciumnya dengan penuh kerinduan. Aku pasrahkan diriku kepadanya.

Aku menyiapkan keperluan jika ia ingin beristirehat. Aku juga selalu berada di sisinya, sehingga ketika manapun ia menginginkanku aku berada di sampingnya.” Demikianlah jawapan seorang isteri pencari kayu bakar menjawab pertanyaan para sahabat r.a.. Rasulullah s.a.w. memberitahu kepada sahabat-sahabatnya bahawa perempuan itu termasuk salah seorang ahli syurga disebabkan kemuliaan dan keanggunan sikapnya kepada suaminya. Itulah yang menyebabkan mereka bertanya kepada perempuan itu. Para salafus soleh berlumba-lumba mengumpul bekalan untuk ke syurga. Pantang sekali mendengar Rasulullah s.a.w. mengatakan seseorang yang merupakan ahli syurga, segera mereka menemuinya untuk mendapatkan petua dan rahsia amal yang membawa ke syurga.

Kisah ini telah terbentang di dalam sirah, terpulanglah kepada para isteri untuk mengambil iktibar darinya. Dunia salafus soleh juga sememangnya merupakan pentas kehidupan yang dilakonkan oleh makhluk yang bernama manusia. Menjenguk kisah mereka dalam kehidupan berumahtangga, memberikan kita suatu gambaran bahawa mereka juga tidak sunyi dari masalah dalam hidup berkeluarga.

Mereka tetap hidup dalam arena kerenah yang lazimnya dilalui oleh seorang suami dan isteri. Namun, apa yang membezakannya dari kita hanyalah kehidupan mereka telah diwarnai dan dibingkaikan dengan nilai-nilai Ilahi. Ajaran Islam begitu dekat sekali, malah melekat dalam sanubari sesama mereka. Oleh itu, walaupun biasa berlaku kesilapan dalam mengendalikan bahtera, ia hanyalah bak angin yang lalu bagi melancarkan lagi perjalanan bantera itu, bukannya bagai badai yang mengganas dan menjahanamkan bahtera.

Malam Pertama Yang Indah

Dalam sejarah salafus soleh, tercatatlah salah seorang yang bernama Syuraih al-Qadhi. Suatu ketika as-Sya’bi bertanya tentang kehidupan rumahtangganya, dia mengatakan: “Sejak dua puluh tahun yang lalu, aku tak pernah melihat isteriku berbuat sesuatu yang membuatkan aku marah. Mulai dari malam pertama hingga kini yang aku lihat padanya adalah keindahan dan kecantikan belaka. Di malam pertama, aku berniat dalam hati untuk menunaikan solat dua rakaat sebagai ungkapan rasa syukurku kepada Allah S.W.T. Ketika aku menoleh mengucapkan salam, aku lihat isteriku pun turut bersolat di belakangku. Dia menghulurkan tangannya seraya berkata: “Selamat datang, wahai Abu Umayyah, alhamdulillah, aku memuji dan memohon pertolonganNya.

Semoga selawat dan salam tetap melimpah kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan keluarganya. Sesungguhnya aku adalah perempuan asing bagimu. Aku tidak tahu akan akhlakmu. Terangkanlah kepadaku apa yang engkau senangi dan yang tidak engkau senangi. Apa-apa yang kau senangi akan aku cuba penuhi, dan apa yang tidak engkau senangi akan usahakan untuk menghindarinya. Aku yakin di antara kaummu pasti ada yang ingin mengkahwinkan wanitanya denganmu.

Begitu juga dengan kaumku, ada lelaki sekufu denganku. Akan tetapi apa yang ditetapkan oleh Allah harus dilaksanakan. Kini aku milikmu, lakukanlah sesuai dengan yang diperintahkan Allah S.W.T. Aku mengucaplan ini dengan memohon ampun kepada Allah untuk diriku dan untuk dirimu…”. Selanjutnya Syuraih pun menghabiskan malam pertamanya dengan penuh kebahagiaan.

Cemburu Salafus Soleh

Sikap cemburu, bila diterapkan pada tempatnya merupakan faktor yang dapat menambahkan rasa cinta dan kemesraaan antara suami isteri. Sikap itu juga merupakan sebahagian dari sikap para salafus soleh. Dalam sebuah hadith yang diriwayatkan oleh a-Tabrani, Rasulullah s.a.w.

pernah menyatakan bahawa orang yang tidak memiliki rasa cemburu kepada isterinya tidak akan masuk syurga. Umm al-Mukminin ‘Aisyah r.a. diriwayatkan pernah merasakan cemburu kepada suaminya ketika pada suatu malam Rasulullah s.a.w. keluar dari sisinya. ‘Aisyah r.a. terbangun dan tidak boleh tidur lagi hingga ke pagi hari. Sampai ketika Rasulullah s.a.w. datang, baginda bertanya: “Cemburukah kamu wahai ‘Aisyah?”. Apakah orang seperti anda tidak layak aku cemburu?”, jawab ‘Aisyah.

Sa’ad bin Mu’az r.a. cemburu ketika melihat isterinya memberikan buah epal yang sudah digigit kepada hambanya. Tentang cemburunya Sa’ad, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Apakah kamu hairan dengan cemburunya Sa’ad?. Demi Zat yang jiwaku berada ditanganNya, sesungguhnya aku lebih cemburu daripada Sa’ad dan Allah lebih cemburu daripadaku.”

Ada pula sahabat lain, iaitu Zubayr bin Awwam. Isterinya Asma’ bint Abu Bakr r.a. pernah bercerita: “Pada suatu hari, aku bertemu dengan Rasulullah s.a.w. bersama dengan sahabatnya. Ketika itu aku sedang mengangkat batu. Lalu Rasulullah s.a.w. menghentikan untanya dan membawaku bersamanya.

Aku merasa amat malu sekali berjalan bersama laki-laki, apalagi bila mengingati Zubayr yang sangat cemburu. Rasulullah s.a.w. mengetahui hal ini. Sebaik sahaja aku sampai, segera aku bercerita kepada suamiku Zubayr. Ia menjawab: “Demi Allah, sikapmu mengangkat batu itu lebih penting bagiku daripada kamu menaiki unta bersama Rasulullah s.a.w..”

Berusaha Bersikap Bijak

Diriwayatkan ada seorang lelaki yang ingin mengadu perilaku isterinya kepada Amirul Mukminin Saiyidina ‘Umar al-Khattab r.a., lelaki itu terpegun kerana mendengar isteri ‘Umar r.a. sedang marah-marah. Tidak terdengar sama sekali jawapan ‘Umar r.a. Setelah mengetahui keadaan itu, dalam hatinya ia berkata: “Jika ‘Umar saja sebagai orang kuat, tegas bahkan… Amirul Mukminin, tidak bertindak sedemikian, maka apalah ertinya aku ini?”.

Orang itu lalu bergegas ingin kembali ke rumahnya dan tak jadi mengadu akhlak isterinya kepada Khalifah ‘Umar. Sebelum melangkah jauh, ‘Umar telah menyedari kedatangannya lalu memanggilnya dan bertanyakan tentang keperluan dia datang ke rumah beliau. Lelaki itu menjawab: “Wahai Amirul Mukminin, kedatanganku sebenarnya adalah untuk mengadu tentang perilaku isteriku yang buruk. Tetapi setelah aku mendengar tadi akan isterimu melakukan hal yang sama, aku berkata dalam hati: “Jika keadaan Amirul Mukminin pun sedemikian, maka apalah ertinya aku ini?”. “Wahai sahabatku, aku menahan diri daripadanya kerana ada beberapa hak yang telah ia tunaikan yang seharusnya menjadi kewajipan ku.

Ia telah memasak, membuat roti, mencuci pakaian, menyusukan anak aku. Di mana tugas itu sebenarnya bukanlah kewajipan baginya. Aku diam sahaja, kerana memang aku yang bersalah.” Jawab ‘Umar r.a. “Wahai Amirul Mukminin, isteriku juga berbuat begitu.” Kata lelaki tersebut. “Bersabarlah wahai sahabatku, kerana yang demikian itu takkan berjalan lama.” Jawab ‘Umar.

Dari peristiwa di atas, jelas menunjukkan betapa Saiyidina ‘Umar r.a. amat menghargai jerih payah isterinya melaksanakan tugas-tugas rutin urusan rumahtangga. Lebih-lebih lagi apabila tugas itu bukannya merupakan kewajipan seorang isteri, tetapi hanyalah khidmat bakti yang dicurahkannya kepada suami dan anak-anak tercinta demi untuk mendapatkan keredhaan Allah S.W.T.

Menyedari pengorbanan isterinya dan kekurangan dirinya, maka amak bijaklah Saiyidina ‘Umar berdiam dan bersabar menghadapi kemarahan isterinya yang kepenatan. Nasihatnya supaya lelaki itu ‘bersabar kerana ia takkan lama’, menunjukkan ia memahami tabiat marah wanita, cepat nak marah tetapi hanya sekejap sahaja.

Dalam menghadapi masalah rumahtangga, kisah Saiyidina ‘Umar ini wajar sekali diteladani. Ingatlah kita akan pesanan Rasulullah s.a.w. dengan sabdanya: “Berwasiatlah kebaikan kepada para wanita, kerana mereka itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, padahal tulang rusuk yang bengkok adalah yang paling atas, yang jika kau luruskan dengan keras, maka ia akan patah. Tetapi jika tidak diluruskan ia akan terus bengkok. Oleh sebabitu, nasihatilah para wanita secara baik.” (HR Bukhari)

” SEBAIK-BAIK PERHIASAN DUNIA ADALAH WANITA SOLEHAH “

 

Tinggalkan komen